Rabu, 09 Desember 2009

tentang hujan

Aku benci hujan, karena kilatan cahaya dan suara langit yg selalu mengagetkan
Aku juga benci saat melewati aspal licin atau air yg menggenang di tengah jalan
Aku benci lumpur pekat dan air asam yg mengotori mobil kesayangan
Aku benci hembusan angin dingin yg bisa membuat penyakitku meradang
Aku sangat benci hujan yg sesudahnya pasti membuat lalulintas padat & mengganggu perjalanan

Entah mengapa hujan deras justru turun di hari pertama kita bertemu
Dan hal pertama yg aku dengar adalah kenyataan betapa kamu menyukai hujan itu

Kamu suka hujan, karena setelahnya bisa mencium harum tanah disekelilingmu
Kamu juga suka rintik pertama yg jatuh di kulit halusmu
Kamu suka tanah becek berlumpur yg mengotori sepatu ber-merk mu
Kamu suka hangatnya secangkir teh manis yg dulu selalu kau hirup tiap sore di teras rumahmu
Kamu sangat suka hujan karena mengingatkanmu tentang rumah & keluargamu

Sejak sore itu, aku berharap hujan selalu turun hingga aku punya alasan untuk menjemputmu
Karena aku menyukai sinar mata & suara riang yg keluar dari bibir mungil mu saat dengan semangat bercerita padaku
Cerita yg sama, sudah kali keberapa sejak pertemuan pertama kita, tentang betapa kamu menyukai hujan dan entah kenapa aku tidak pernah bosan




Sekarang aku menyukai hujan
Bukan karena aroma tanah, lumpur becek, teh hangat atau merindukan rumah & keluarga
Tapi hujan selalu dengan jelas memutar slide memori saat kamu bercerita seakan kamu nyata berada dihadapanku

Kamu sangat suka hujan, dan kutahu hujan pun menyukaimu
Karena semua yg hadir menyaksikan,sang hujan turun dengan lembut dan ikut mengiringi mu sepanjang jalan menuju peristirahatan terakhir mu..

*untuk seorang 'bayi',kaulah insprirasi tulisan ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar