Senin, 02 Agustus 2010

Pinggir jalan, semalam

tidak semua tidak bisa jadi cerita:


Penat, aku suntuk seharian
Naluri petualangku mengutuk untuk keluar sekarang
Tapi tertahan 2 hari oleh demam sialan
Aku menyerah, terpaksa kalah
Dan menyusup dalam selimut dingin berwarna merah darah

Malam datang
Aku kebingungan
Harus pergi! hatiku berseru lantang
Tubuhku mengejang
Melawan hati yg makin menggarang

Aku pergi mengemudi
Tanpa arah yg pasti
Dan berhenti di pinggir jalan sepi

Menatap sorot lampu kendaraan lalu lalang
Aku sendirian, dengan pikiran mulai mengawang
Mulai terbentuk seraut wajah yg kukenang
Perlahan..lahan..darr!
"‘mbak! mobilnya mogok ya?!", seru seorang bapak diseberang jalan. Sialaaan..
"gak pak, makasih", seru ku ogah-ogahan sambil kembali duduk dipinggir jalan

kembali pikiranku mengawang
mengingat beberapa kenangan..dan..
‘diin..diin..blak!’ sebuah mobil sedan berhenti sembarangan
"kenapa mbak? Ban nya bocor?", tanya seorang pria paruh baya, wajahnya lelah tapi penuh kekhawatiran.
tanpa memalingkan muka aku jawab seenaknya
"gak pak, makasih"
si bapak manggut-manggut dan kembali berjalan dengan sedan nya yg berwarna terang

aah..malam ini makin dingin dan sepi
meski aku sudah selimuti tubuh ini dengan jaket abu-abu segalau hati
kutatap lagi jalan tol didepan muka
kilauan lampu dan higar bingar mesinnya membuatku semakin terluka
andai aku punya kamera bagus, akan kupotret ini semua
tapi untunglah tuhan membekali aku dengan kuasanya
biarkan mata ini melihatnya dan otakku merekam semua, hingga nanti aku bisa menciptakan karya

ku buka kaleng kopi yg tadi sempat kubeli
‘klak’
hmm..duhai tuhan, apa gerangan maksud mu memberi aku cobaan
dan ketika aku sudah mulai tenggelam dengan berbagai fikiran, ketika lagi-lagi ada yg mengejutkan
"non..non..jangan bunuh diri non", ujar abang tukang bakso yg berhenti dengan wajah ketakutan
whattt?bunuh diri?apa mukaku sedemikian putus asa?posisiku saja biasa, gila!
tp kalau aku berseru begitu, apalah arti pendidikanku selama ini, menjawab dengan sopan saja tidak bisa, maka ku sahut dengan senyuman
“haha..gak kok bang”
kulihat wajah si abang kebingungan dan akhirnya menawarkan dagangan
"mm..mau makan bakso non?"
heeh..ujung-ujungnya kok dagang? grrr..boro-boro bakso, makanan sehatpun sudah tak aku sentuh sekarang. Kugelengkan kepala kuat-kuat dan menegaskan
"gak bang,makasih"
dan si abang itu pun pergi sambil sesekali menengok kebelakang

kurubah posisi dudukku
mobil dan motor yg lalu lalang menurunkan kecepatannya
sambil menengok kearah mobilku berhenti
‘sialan’, kutukku dalam hati
mereka benar-benar simpati atau hanya sekilas melirik paha ku yg tersaji?
Aku makin niat untuk membeli sepatu boots tinggi
Biar saja suatu hari mereka fokus pada ujung kaki
Bukan pada paha atau yg berada di atasnya beberapa senti
Ya ya..aku jadi terkikik geli

Kulirik jam tangan yg melingkar manis di pergelangan
Hadiah dari sang mantan
Yah..kan..aku sedih lagi sekarang
Tapi aku harus pulang, sebelum tubuhku ambruk seenaknya karna demam yang mulai kembali menyerang

Kuberdiri, lewat sebuah mobil patroli
Dengan wajah santun aku ditanya pak polisi
"mbak,mobilnya rusak?"
hhh..aku capek menjawab rentetan pertanyaan, tapi aku harus jawab itu lagi sekarang
"gak pak,makasih"
pak polisi manggut-manggut dan tesenyum melihatku memasuki mobil untuk pulang
kutelusuri jalanan dengan ujung bibir tersungging senang sambil kebingungan
pengalaman apa lg itu tadi? tak bisakah orang biarkan aku bengong sendirian dipinggir jalan malam-malam?
Haha..tuh kan,karna bengong dipinggir jalan aku kembali menulis sebuah cerita
Memenuhi note di account dunia maya
Untuk yg sudi membacanya,terima kasih ya..


*dan seorang teman ngamuk-ngamuk diseberang sana,berkata ‘dini, kamu dimana? jangan berbuat gilaaa!’..hahaa..maaf teman,aku membuat kalian kebingungan,tapi lihatlah note ini sudah jadi,berarti aku sudah sampai dirumah dengan demam yang makin tinggi,hihii.. ;-)

Friday, November 13, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar